Arya Green Tajurhalang
Kebijakan vaksinasi covid - 19 oleh pemerintah disambut baik oleh pelaku industri properti ditanah air, mereka optimis kondisi perekonomian nasional akan kembali pulih seiring dimulainya vaksinasi pertama pada pertengahan januari kemarin. Salah satunya perumahan Arya Green Tajurhalang yang berada didaerah sasak panjang kabupaten bogor, yang dikembangkan oleh PT. Brantas Abipraya Properti, seperti yang dipaparkan oleh bapak Donna Kurniawan selaku manager marketing arya green tajurhalang optimis presentase pemasaran unit - unit hunian mencapai tiga digit ditahun ini.
Ditahun 2020 kemarin banyak cerita yang kita dapat pelajari, baik cerita bahagia, maupun cerita yang menyedihkan ditengah kondisi ekonomi yang sedang mengalami resesi, karena wabah Covid - 19 yang melanda seluruh dunia, termasuk indonesia. Bukan hanya cerita, tapi perubahan dalam seluruh aspek kehidupan dunia, dimana kita menerapkan pola hidup New Normal.
Penyebaran Virus Corona, telah mengubah rencana dan situasi perekonomian dunia, termasuk diindonesia. Begitu juga situasi properti yang mengalami banyak perubahan, dari mulai perubahan pola pemasaran sampai perubahan rencana pembangunan. Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan bahwa sektor properti akan mengalami kesulitan mencatatkan kinerja yang baik ditahun 2020 ditengah mewabahnya virus corona, penjualan properti pun akan mengalami pengurangan secara signifikan.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda memproyeksikan hingga akhir tahun tingkat penjualan property hunian akan mengalami penurunan 15 persen sampai dengan 25 persen. Peneliti Institute For Development of Econimics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan bahwa sepanjang tahun ini menunjukan perlambatan yang signifikan. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga dibawah 5 persen pada akhir tahun 2020.
Grafik disamping menunjukan bahwa pasar properti indonesia cendrung mengikuti tren ekonomi makro dan oleh karena itu kita dapat berharap bahwa kinerjanya akan tergantung pada evolusi skenario covid-19. Menurut lembaga Fitch Industry Properti diramalkan akan mengalami penurunan sebesar 25% pada akhir tahun 2020, seperti yang dijelaskan oleh Rambey (2020) Industry Properti Indonesia sangat sensitive mengikuti siklus ekonomi makro indonesia. Adanya penurunan tajam dari jumlah kontrak, baik dari segi penjualan maupun sewa akan diekspetasikan terjadi pada akhir tahun.Banyak konsumen yang mengurungkan membeli rumah ditengah kondisi ekonomi yang seperti sekarang ini, hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan rumah yang merosot pada kuartal I dan Kuartal II pada tahun 2020. Pada tiga bulan pertama tahun 2020, penjualan rumah jatuh hingga minus 43,2% dibandingkan 2019 pada periode yang sama. Kuartal II pada tahun 2020 masih berlanjut dengan penyusutan dengan total minus 25,6%, meski mulai menggeliat, namun angkanya masih dibawah 0%.
Industri Properti diperkirakan akan tumbuh 20 - 30% pada tahun 2021, sejumlah paktor utama yang mendorong pertumbuhan yang mendorong pertumbuhan industri properti adalah penerapan Undang - Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang diharapkan dapat memangkas urusan birokrasi perizinan, kepastian pengadaan lahan dan Vaksinasi mulai bisa digunakan diindonesia pada pertengahan bulan januari 2021, sehingga ekonomi dan bisnis akan bergerak kearah yang lebih positif.
Optimisme pun menyelimuti emitmen properti lantaran pemerintah telah menyiapkan sejumlah program dan anggaran khusus untuk sektor perumahan pada tahun 2021. Seperti yang sudah kita katahui, bahwa Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mangalokasikan anggaran untuk perumahan pada tahun 2021 senilai Rp. 26,47 Triliun, naik dari tahun 2020 yang mencapai nilai Rp. 17,94 Triliun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun 2021 diprediksi sebagian besar pengamat ekonomi sekitar 4%, padahal, pada prediksi sebelumnya pertumbuhan domestik bisa tumbuh hingga 5,3%. Disisi lain pemerintah optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2021 sebesar 5.0 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar